Atom adalah satuan suatu dasar dari sebuah materi.
Atom berasal dari bahasa Yunani yaitu, atomos yang berarti tidak dapat dibagi.
Atom terdiri dari 3 partikel dasar, yaitu: proton yang bermuatan positif,
neutron yang bermuatan netral dan elektron yang bermuatan negatif.
Pada
tahun 1803, John Dalton menggunakan konsep atom untuk
menjelaskan mengapa unsur-unsur selalu bereaksi dalam perbandingan yang bulat
dan tetap, serta mengapa gas-gas tertentu lebih larut dalam air dibandingkan
dengan gas-gas lainnya. Ia mengajukan pendapat bahwa setiap unsur mengandung
atom-atom tunggal unik, dan atom-atom tersebut selanjutnya dapat bergabung
untuk membentuk senyawa-senyawa kimia
Teori partikel ini kemudian dikonfirmasikan lebih jauh lagi
pada tahun 1827, yaitu ketika botaniwan Robert Brown menggunakan mikroskop
untuk mengamati debu-debu yang mengambang di atas air dan menemukan bahwa
debu-debu tersebut bergerak secara acak. Fenomena ini kemudian dikenal sebagai
"Gerak Brown".
Pada tahun 1877, J. Desaulx mengajukan pendapat bahwa fenomena ini disebabkan
oleh gerak termal molekul air, dan pada tahun 1905 Albert
Einstein membuat analisis matematika terhadap gerak ini. Fisikawan
Perancis Jean Perrin
kemudian menggunakan hasil kerja Einstein untuk menentukan massa dan dimensi
atom secara eksperimen, yang kemudian dengan pasti menjadi verifikasi atas
teori atom Dalton
Berdasarkan hasil penelitiannya terhadap sinar katode,
pada tahun 1897 J. J. Thomson menemukan elektron dan
sifat-sifat subatomiknya. Hal ini meruntuhkan konsep atom sebagai satuan yang
tidak dapat dibagi-bagi lagi. Thomson percaya bahwa elektron-elektron
terdistribusi secara merata di seluruh atom, dan muatan-muatannya diseimbangkan
oleh keberadaan lautan muatan positif (model puding
prem).
Namun pada tahun 1909, para peneliti di bawah arahan Ernest
Rutherford menembakkan ion helium ke lembaran tipis emas, dan
menemukan bahwa sebagian kecil ion tersebut dipantulkan dengan sudut pantulan
yang lebih tajam dari yang apa yang diprediksikan oleh teori Thomson.
Rutherford kemudian mengajukan pendapat bahwa muatan positif suatu atom dan
kebanyakan massanya terkonsentrasi pada inti atom, dengan elektron yang mengitari
inti atom seperti planet mengitari matahari. Muatan positif ion helium yang
melewati inti padat ini haruslah dipantulkan dengan sudut pantulan yang lebih
tajam. Pada tahun 1913, ketika bereksperimen dengan hasil proses peluruhan radioaktif, Frederick
Soddy menemukan bahwa terdapat lebih dari satu jenis atom pada
setiap posisi tabel periodic. Istilah isotop kemudian
diciptakan oleh Margaret Todd sebagai nama yang tepat untuk
atom-atom yang berbeda namun merupakan satu unsur yang sama. J.J. Thomson
selanjutnya menemukan teknik untuk memisahkan jenis-jenis atom tersebut melalui
hasil kerjanya pada gas yang terionisasi.
Model atom
hidrogen Bohr yang menunjukkan loncatan elektron antara orbit-orbit
tetap dan memancarkan energi foton dengan frekuensi tertentu.
Sementara itu, pada tahun 1913 fisikawan Niels Bohr
mengkaji ulang model atom Rutherford dan mengajukan pendapat bahwa
elektron-elektron terletak pada orbit-orbit yang terkuantisasi serta dapat
meloncat dari satu orbit ke orbit lainnya, meskipun demikian tidak dapat dengan
bebas berputar spiral ke dalam maupun keluar dalam keadaan transisi. Suatu
elektron haruslah menyerap ataupun memancarkan sejumlah energi tertentu untuk
dapat melakukan transisi antara orbit-orbit yang tetap ini. Apabila cahaya dari
materi yang dipanaskan memancar melalui prisma, ia menghasilkan suatu spektrum
multiwarna. Penampakan garis-garis spektrum tertentu ini berhasil dijelaskan
oleh teori transisi orbital ini.
Ikatan kimia antar atom kemudian pada tahun
1916 dijelaskan oleh Gilbert Newton Lewis sebagai interaksi
antara elektron-elektron atom tersebut. Atas adanya keteraturan sifat-sifat
kimiawi dalam tabel periode kimia. kimiawan Amerika Irving
Langmuir tahun 1919 berpendapat bahwa hal ini dapat dijelaskan
apabila elektron-elektron pada sebuah atom saling berhubungan atau berkumpul
dalam bentuk-bentuk tertentu. Sekelompok elektron diperkirakan menduduki satu
set kelopak elektron di sekitar inti atom.
Percobaan Stern-Gerlach pada tahun 1922
memberikan bukti lebih jauh mengenai sifat-sifat kuantum atom. Ketika seberkas
atom perak ditembakkan melalui medan magnet, berkas tersebut terpisah-pisah
sesuai dengan arah momentum sudut atom (spin).
Oleh karena arah spin adalah acak, berkas ini diharapkan menyebar menjadi satu
garis. Namun pada kenyataannya berkas ini terbagi menjadi dua bagian,
tergantung dari apakah spin atom tersebut berorientasi ke atas ataupun ke bawah
Pada tahun 1926, dengan menggunakan pemikiran Louis de
Broglie bahwa partikel berperilaku seperti gelombang, Erwin
Schrödinger mengembangkan suatu model atom matematis yang menggambarkan
elektron sebagai gelombang tiga dimensi daripada sebagai titik-titik partikel.
Konsekuensi penggunaan bentuk gelombang untuk menjelaskan elektron ini adalah
bahwa adalah tidak mungkin untuk secara matematis menghitung posisi dan momentum
partikel secara bersamaan. Hal ini kemudian dikenal sebagai prinsip ketidakpastian, yang dirumuskan
oleh Werner Heisenberg pada 1926. Menurut konsep
ini, untuk setiap pengukuran suatu posisi, seseorang hanya bisa mendapatkan
kisaran nilai-nilai probabilitas momentum, demikian pula sebaliknya. Walaupun
model ini sulit untuk divisualisasikan, ia dapat dengan baik menjelaskan
sifat-sifat atom yang terpantau yang sebelumnya tidak dapat dijelaskan oleh
teori mana pun. Oleh sebab itu, model atom yang menggambarkan elektron
mengitari inti atom seperti planet mengitari matahari digugurkan dan digantikan
oleh model orbital atom di sekitar inti di mana elektron
paling berkemungkinan berada.
Perkembangan pada spektrometri massa mengijinkan dilakukannya
pengukuran massa atom secara tepat. Peralatan spektrometer ini menggunakan
magnet untuk membelokkan trayektori berkas ion, dan banyaknya defleksi
ditentukan dengan rasio massa atom terhadap muatannya. Kimiawan Francis William Aston menggunakan
peralatan ini untuk menunjukkan bahwa isotop mempunyai massa yang berbeda.
Perbedaan massa antar isotop ini berupa bilangan bulat, dan ia disebut sebagai kaidah bilangan bulat. Penjelasan pada
perbedaan massa isotop ini berhasil dipecahkan setelah ditemukannya neutron,
suatu partikel bermuatan netral dengan massa yang hampir sama dengan proton, yaitu
oleh James Chadwick pada tahun 1932. Isotop kemudian
dijelaskan sebagai unsur dengan jumlah proton yang sama, namun memiliki jumlah neutron
yang berbeda dalam inti atom.
Pada tahun 1950-an, perkembangan pemercepat partikel dan detektor
partikel mengijinkan para ilmuwan mempelajari dampak-dampak dari
atom yang bergerak dengan energi yang tinggi. Neutron dan proton kemudian
diketahui sebagai hadron,
yaitu komposit partikel-partikel kecil yang disebut sebagai kuark. Model-model standar
fisika nuklir kemudian dikembangkan untuk menjelaskan sifat-sifat inti atom
dalam hal interaksi partikel subatom ini.
Sekitar tahun 1985, Steven Chu
dkk. di Bell Labs
mengembangkan sebuah teknik untuk menurunkan temperatur atom menggunakan laser. Pada tahun yang
sama, sekelompok ilmuwan yang diketuai oleh William D. Phillips berhasil memerangkap
atom natrium dalam perangkap magnet. Claude Cohen-Tannoudji kemudian
menggabungkan kedua teknik tersebut untuk mendinginkan sejumlah kecil atom
sampai beberapa mikrokelvin.
Hal ini mengijinkan ilmuwan mempelajari atom dengan presisi yang sangat tinggi,
yang pada akhirnya membawa para ilmuwan menemukan kondensasi Bose-Einstein.
Dalam sejarahnya, sebuah atom tunggal sangatlah kecil untuk
digunakan dalam aplikasi ilmiah. Namun baru-baru ini, berbagai peranti yang
menggunakan sebuah atom tunggal logam yang dihubungkan dengan ligan-ligan organik (transistor elektron tunggal) telah dibuat.
Berbagai penelitian telah dilakukan untuk memerangkap dan memperlambat laju
atom menggunakan pendinginan laser untuk mendapatkan pemahaman
yang lebih baik mengenai sifat-sifat atom.
Atom yang bermuatan listrik disebut
ion. Ion berdasarkan muatannya terbagi 2, yaitu: anion yang bersifat negatif
dan kation yang bersifat positif. Tapi, berdasarkan variasi atomnya juga
terbagi 2, yaitu: monoatom yang terdiri dari 1 jenis atom saja dan poliatom
yang merupakan gabungan dari beberapa atom. Proses pembuatan ion disebut
ionisasi.
Molekul didefinisikan sebagai
sekelompok atom (paling sedikit dua) yang saling berikatan dengan sangat kuat
(kovalen) dalam susunan tertentu dan bermuatan netral serta cukup stabil. Menurut
definisi ini, molekul berbeda dengan ion
poliatomik. Dalam kimia organik
dan biokimia,
istilah molekul digunakan
secara kurang kaku, sehingga molekul
organik dan biomolekul bermuatan pun dianggap termasuk molekul.Dalam teori kinetika gas, istilah molekul sering digunakan untuk merujuk pada partikel gas apapun tanpa bergantung pada komposisinya. Menurut definisi ini, atom-atom gas mulia dianggap sebagai molekul walaupun gas-gas tersebut terdiri dari atom tunggal yang tak berikatan.
Sebuah molekul dapat terdiri atom-atom yang berunsur sama (misalnya oksigen O2), ataupun terdiri dari unsur-unsur berbeda (misalnya air H2O). Atom-atom dan kompleks yang berhubungan secara non-kovalen (misalnya terikat oleh ikatan hidrogen dan ikatan ion) secara umum tidak dianggap sebagai satu molekul tunggal.
Dikutip dengan perubahan dari:
http://id.wikipedia.org/wiki/Molekul
http://id.wikipedia.org/wiki/Atom
dan juga dari pemikiran/ingatan saya sendiri dari pelajaran yang diiberikan guru.
dan juga dari pemikiran/ingatan saya sendiri dari pelajaran yang diiberikan guru.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
*Terima kasih sudah berkunjung
*Jangan lupa berikan komentar, kritik, dan saran
*No judge atas blog ini
*Jangan ada kata kasar, atau buruk please. Thanks