Clock

Jumat, 28 Februari 2014

Majas

1.      Pengertian
Majas atau gaya bahasa adalah pemanfaatan kekayaan bahasa, pemakaian ragam tertentu untuk memperoleh efek-efek tertentu, keseluruhan ciri bahasa sekelompok penulis sastra dan cara khas dalam menyampaikan pikiran dan perasaan, baik secara lisan maupun tertulis 
2.      Jenis-jenis Majas
a)      Majas perbandingan
·         Alegori: Menyatakan dengan cara lain, melalui kiasan atau penggambaran.

·         Alusio: Pemakaian ungkapan yang tidak diselesaikan karena sudah dikenal.



 
·         Simile: Pengungkapan dengan perbandingan eksplisit yang dinyatakan dengan kata depan dan penghubung, seperti layaknya, bagaikan, " umpama", "ibarat","bak", bagai".

·         Metafora: Gaya Bahasa yang membandingkan suatu benda dengan benda lain karena mempunyai sifat yang sama atau hampir sama.

·         Antropomorfisme: Metafora yang menggunakan kata atau bentuk lain yang berhubungan dengan manusia untuk hal yang bukan manusia.
·         Sinestesia: Majas yang berupa suatu ungkapan rasa dari suatu indra yang dicurahkan lewat ungkapan rasa indra lainnya.
·         Antonomasia: Penggunaan sifat sebagai nama diri atau nama diri lain sebagai nama jenis.
·         Aptronim: Pemberian nama yang cocok dengan sifat atau pekerjaan orang.
·         Metonimia: Pengungkapan berupa penggunaan nama untuk benda lain yang menjadi merek, ciri khas, atau atribut.                                                                                                           
·         Hipokorisme: Penggunaan nama timangan atau kata yang dipakai untuk menunjukkan hubungan karib.
·         Litotes: Ungkapan berupa penurunan kualitas suatu fakta dengan tujuan merendahkan diri.                                                                                                                                       
·         Hiperbola: Pengungkapan yang melebih-lebihkan kenyataan sehingga kenyataan tersebut menjadi tidak masuk akal.                                                              
·         Personifikasi: Pengungkapan dengan menggunakan perilaku manusia yang diberikan kepada sesuatu yang bukan manusia.                                                                                      
·         Depersonifikasi: Pengungkapan dengan tidak menjadikan benda-benda mati atau tidak bernyawa.
·         Pars pro toto: Pengungkapan sebagian dari objek untuk menunjukkan keseluruhan objek.                                                                                                                     
·         Totum pro parte: Pengungkapan keseluruhan objek padahal yang dimaksud hanya sebagian.                                                                                                                          
·         Eufimisme: Pengungkapan kata-kata yang dipandang tabu atau dirasa kasar dengan kata-kata lain yang lebih pantas atau dianggap halus.                                                                         
·         Disfemisme: Pengungkapan pernyataan tabu atau yang dirasa kurang pantas sebagaimana adanya.
·         Fabel: Menyatakan perilaku binatang sebagai manusia yang dapat berpikir dan bertutur kata.                                                                                                                          
·         Parabel: Ungkapan pelajaran atau nilai tetapi dikiaskan atau disamarkan dalam cerita.
·         Perifrasa: Ungkapan yang panjang sebagai pengganti ungkapan yang lebih pendek.
·         Eponim: Menjadikan nama orang sebagai tempat atau pranata.                                      
·         Simbolik: Melukiskan sesuatu dengan menggunakan simbol atau lambang untuk menyatakan maksud.
·         Asosiasi: perbandingan terhadap dua hal yang berbeda, namun dinyatakan sama.         
b)      Majas sindiran
·         Ironi: Sindiran dengan menyembunyikan fakta yang sebenarnya dan mengatakan kebalikan dari fakta tersebut.                                                                                
·         Sarkasme: Sindiran langsung dan kasar.
·         Sinisme: Ungkapan yang bersifat mencemooh pikiran atau ide bahwa kebaikan terdapat pada manusia (lebih kasar dari ironi).                                                                             
·         Satire: Ungkapan yang menggunakan sarkasme, ironi, atau parodi, untuk mengecam atau menertawakan gagasan, kebiasaan, dll.
·         Innuendo: Sindiran yang bersifat mengecilkan fakta sesungguhnya
c)      Majas penegasan
·         Apofasis: Penegasan dengan cara seolah-olah menyangkal yang ditegaskan.
·         Pleonasme: Menambahkan keterangan pada pernyataan yang sudah jelas atau menambahkan keterangan yang sebenarnya tidak diperlukan.                                                                       
·         Repetisi: Perulangan kata, frasa, dan klausa yang sama dalam suatu kalimat.
·         Pararima: Pengulangan konsonan awal dan akhir dalam kata atau bagian kata yang berlainan.
·         Aliterasi: Repetisi konsonan pada awal kata secara berurutan.
·         Paralelisme: Pengungkapan dengan menggunakan kata, frasa, atau klausa yang sejajar.
·         Tautologi: Pengulangan kata dengan menggunakan sinonimnya.
·         Sigmatisme: Pengulangan bunyi "s" untuk efek tertentu.
·         Antanaklasis: Menggunakan perulangan kata yang sama, tetapi dengan makna yang berlainan.
·         Klimaks: Pemaparan pikiran atau hal secara berturut-turut dari yang sederhana/kurang penting meningkat kepada hal yang kompleks/lebih penting.
·         Antiklimaks: Pemaparan pikiran atau hal secara berturut-turut dari yang kompleks/lebih penting menurun kepada hal yang sederhana/kurang penting.
·         Inversi: Menyebutkan terlebih dahulu predikat dalam suatu kalimat sebelum subjeknya.
·         Retoris: Ungkapan pertanyaan yang jawabannya telah terkandung di dalam pertanyaan tersebut.
·         Elipsis: Penghilangan satu atau beberapa unsur kalimat, yang dalam susunan normal unsur tersebut seharusnya ada.
·         Koreksio: Ungkapan dengan menyebutkan hal-hal yang dianggap keliru atau kurang tepat, kemudian disebutkan maksud yang sesungguhnya.
·         Polisindenton: Pengungkapan suatu kalimat atau wacana, dihubungkan dengan kata penghubung.
·         Asindeton: Pengungkapan suatu kalimat atau wacana tanpa kata penghubung.
·         Interupsi: Ungkapan berupa penyisipan keterangan tambahan di antara unsur-unsur kalimat.
·         Eksklamasio: Ungkapan dengan menggunakan kata-kata seru.
·         Enumerasio: Ungkapan penegasan berupa penguraian bagian demi bagian suatu keseluruhan.
·         Preterito: Ungkapan penegasan dengan cara menyembunyikan maksud yang sebenarnya.
·         Alonim: Penggunaan varian dari nama untuk menegaskan.
·         Kolokasi: Asosiasi tetap antara suatu kata dengan kata lain yang berdampingan dalam kalimat.
·         Silepsis: Penggunaan satu kata yang mempunyai lebih dari satu makna dan yang berfungsi dalam lebih dari satu konstruksi sintaksis.
·         Zeugma: Silepsi dengan menggunakan kata yang tidak logis dan tidak gramatis untuk konstruksi sintaksis yang kedua, sehingga menjadi kalimat yang rancu.
d)     Majas pertentangan
·         Paradoks: Pengungkapan dengan menyatakan dua hal yang seolah-olah bertentangan, namun sebenarnya keduanya benar.
·         Oksimoron: Paradoks dalam satu frasa.
·         Antitesis: Pengungkapan dengan menggunakan kata-kata yang berlawanan arti satu dengan yang lainnya.
·         Kontradiksi interminus: Pernyataan yang bersifat menyangkal yang telah disebutkan pada bagian sebelumnya.
·         Anakronisme: Ungkapan yang mengandung ketidaksesuaian dengan antara peristiwa dengan waktunya.
 Sumber:
http://id.wikipedia.org/wiki/Majas

2 komentar:

  1. mksih infonya gan

    klu ad wktu kunjungi ane http://maszhiday.blogspot.com/

    BalasHapus
    Balasan
    1. makasih sdh mw berkunjung! akan kukunjungi blogmu

      Hapus

*Terima kasih sudah berkunjung
*Jangan lupa berikan komentar, kritik, dan saran
*No judge atas blog ini
*Jangan ada kata kasar, atau buruk please. Thanks

Label